Sejarah Maenpo Cikalong
Telah disepakati oleh kalangan tokoh Pencak Silat bahwa pencipta dan penyebar Pencak Silat/ Maenpo Cikalong adalang R. Jayaperbata yang kemudian berganti nama menjadi R. H. Ibrahim setelah beliau Ziarah ketanah Suci. R.H. Ibrahim adalah keturunan dari bangsawan Cianjur.
Sejarah terbentuknya aliran ini, menurut beberapa sumber dimulai ketika R.H. Ibrahim berguru kepada kakak iparnya sendiri yaitu Suami dari ( Nyi Raden Hadijah, Kakak dari R.H. Ibrahim sendiri ) yaitu R. Ateng Alimudin, seorang saudagar Kuda dari JatiNegara. permainan pencak Silat R. Ateng Alimudin sendiri adalah Cimande Kampung Baru. Atas petunjuk dari R. Ateng Alimuddin, R.H. Ibrahim disarankan untuk melanjutkan pelajarannya kepada Bang Ma'ruf,seorang guru Silat dikampung Karet, Tanah Abang, Jakarta.
R.H. Ibrahim yang juga memiliki usaha jual beli kuda kerap kali pulang pergi antara Cianjur dan Jakarta. Sewaktu berada di Jakarta, dimanfaatkannya waktu untuk belajar Silat kepada Bang ma'ruf, secara tidak disengaja R.H. Ibrahim berkenalan dengan Bang Madi, tetangga dari bang Ma'ruf. Bang Madi Adalah Seorang penjual Kuda asal dari Pagaruyung Minangkabau, Sumatra Barat. Setelah berkenalan dan bersambung tangan, akhirnya diketahui bahwa bang Madi adalah seorang pendekar Silat yang tangguh.setelah itu tanpa sepengetahuan Bang Ma'ruf, R.H. Ibrahim Mulai berguru Silat Kepada Bang Madi.
Karena R.H. Ibrahim Merupakan Bangsawan yang Cukup Kaya, maka agar lebih leluasa Bang Madi Langsung didatang KeCianjur untuk mengajarkan Silat disana. Segala Keperluan dan kebutuhan Hidup Bang Madi ditanggung Oleh R.H. Ibrahim. Dari Bang Madi diperoleh Ilmu permainan Rasa, Yaitu Sensitivitas atau kepekaan rasa yang positif, sehingga pada tingkat tertentu akan bisa membaca segala gerak lawan saat anggota Badan Bersentuhan dengan anggota badan lawan, dan segera melumpuhkannya.
Menurut beberapa tokoh, salah satu ciri atau kebiasaan dari bang Madi adalah mahirdalam teknik " Bendung" atau menahan munculnya tenaga lawan, disamping" mendahului tenaga dengan tenaga". dikalangan aliran Cikalong disebut " puhu Tenaga" atau " Puhu Gerak".
Setelah dianggap mahir, atas petunjuk bang Madi, R.H. Ibrahim disarankan untuk menemui seorang tokoh dari kampung Benteng, Tangerang yang bernama Kari. Sebelum menjadi murid, R.H. Ibrahim sempat dicoba dahulu kemampuannya. Bang Kari pun akhirnya mengetahui bahwa yang datang kali ini adalah orang yang memiliki Bakat dan masa depan yang cemerlang didunia Persilatan.
Dari Bang Kari, R.H. Ibrahim mendapatkan ulin "Peupeuhan" ilmu pukulan yang mengandalkan kecepatan gerak dan Tenaga Ledak.selain dari keempat tokoh pencak silat diatas, R.H. Ibrahim banyak berguru pada tokoh2 yang lain. Ada yang mengatakan sampai tujuh belas orang Guru, bahkan ada juga yang mengatakan lebih dari empat puluh orang Guru. darihasil berguru tersebut kemudian R.H. Ibrahim melakukan perenungan selama tiga tahun dengan cara sering berkholwat disebuah Gua di kampung Jelebud dipinggir Sungai Cikundul Leutik, Cikalong Kulon, Cianjur.Dari sinilah terbentuk cikal bakal aliran Cikalong.
Nama Aliran Cikalong diberikan oleh para pengikutnya dengan mengambil dari nama tempat tinggal R.H. Ibrahim atau tempat mulai aliran pencak silat ini disebarkan. pada mulanya aliran ini melalui tahapan atau proses tertentu yang masih berubah-ubah dari waktu kewaktu sebelum ditemukan bentuk yang baku. disamping cara R.H. Ibrahim mengajar disesuaikan dengan keadaan badan, bakat serta kesenangan murid.
Maka tidaklah mengherankan banyak murid R.H. Ibrahim yang mempunyai perbedaan permainan satu sama lainnya. R.H. Tamidi misalnya menyukai Ameung Peupeuhan atau permainan yang banyak menggunakan pukulan, ; R. Obing yang lebih senang menggunakan ulin rasa atau tempelan yang mengandalkan kehalusan rasa; R. Muhyidin lebih sering menggunakan usik puhu yang selalu mendahului gerak lawan. sedangkan R. Idrus lebih menyukai usik "tungtung" yang melakukan serangan balik ketika serangan lawan sudah habis.dan masih banyak yang lainnya.
Yang menarik adalah pada saat yang sama diCianjur juga terdapat seorang tokoh pencak silat yang bernama Muhammad Kosim asal Pagaruyung yang tinggal dikampung Sabandar Cianjur ( lebih dikenal dengan Nama Mama Sabandar ). Ia mengajarkan Ilmunya kepada beberapa Bangsawan Cianjur, yang juga merupakan murid dari R.H. Ibrahim,diantaranya R. H. Enoh, sehingga pada perkembangan selanjutnya diCianjur terdapat aliran Cokalong - Sabandar. R.H.Ibrahim sendiri tidak pernah berguru kepada Mama Sabandar. Menurut beberapa sumber, mereka pernah bertemu dan bertanding di Purwakarta dan hasilnya tidak ada yang menang juga tidak ada yang kalah, namun masing-masing mengakui kehebatan lawannya.
Silsilah leluhur R. H. Ibrahim :
1. Kangjeng Dalem Rd. Wiratanudatar I ( Kanjeng Dalem Cikundul )
2. Kangjeng Dalem Rd. Wiratanudatar II ( Kanjeng Dalem Tarikolot )
3. Kanjeng Dalem Rd. Wiratanudatar III ( Kanjeng Dalem dicondre )
4. Kanjeng Dalem Rd. Wiratanudatar IV ( Kanjeng Dalem Sabiruddin )
5. Kanjeng Dalem Rd. Wiratanudatar V ( Kanjeng Dalem Muhyidin )
6. Kanjeng Dalem Rd.Wiratanudatar VI ( Kanjeng Dalem Dipati Enoh )
7. Rd. Wiranagara ( Aria Cikalong )
8. Rd.Rajadireja ( Aom Raja ) Cikalong
9. Rd. Jayaperbata ( R. H. Ibarahim )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar